Senin, 26 Oktober 2009

TEKNIK PEMOTRETAN DENGAN BAIK

Memotret selain memindahkan apa yang kita lihat kedalam media kertas foto juga melatih kita untuk belajar mengatur komposisinya agar enak dilihat. Untuk dapat memotret serta menghasilkan foto dengan baik, sebaiknya kita :

- Mengenal karakter dari kamera kita beserta kegunaan dari masing-masing bagian kamera serta melatih diri kita menggunakannya.
- Dapat mengatur ketajaman gambar
- Dapat mengatur pencahayaan yang berhubungan dengan pengaturan diafragma dan speed.
- Dapat mengatur komposisi atau pembatasan gambar.

Pada bagian diatas, telah dikenalkan bagian – bagian kamera dan kegunaannya. Setelah mengenal kamera yang kita gunakan maka akan diulas bagian berikutnya.

1. Ruang Tajam pada gambar (Depth of Field)

Depth of Field (selanjutnya disingkat DOF) adalah bagian obyek yang tajam pada gambar. Sebaliknya jika pada gambar tidak tajam maka sering kita sebut kabur atau Out of Focus.
Yang mempengaruhi DOF adalah diafragma, jarak pemotretan, dan Panjang fokus lensa.
DOF makin besar jika bukaan diafragma makin kecil , panjang fokus lensanya makin pendek, begitu pula sebaliknya.

Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi ketajaman gambar :
- Kehalusan butir film
- Kehalusan penyajian dari lensa (daya pisah lensa)
- Kekontrasan
- Obat pengembang (developer) halus

Bila kita sering berlatih, maka kita akan mudah mengatur ruang ketajaman pada gambar berdasarkan pengalaman. Ketajaman gambar dapat kita lihat pada jendela pengamat, biasanya dibantu oleh range finder. Range finder adalah suatu sistem untuk menemukan jarak antara lensa dan film sehingga gambar yang dihasilkan benar-benar tajam.

Macam-macam range finder :
-
Split Image / gambar belah
Sebuah bulatan yang terdapat pada jendela pengamat yang dibagi dua oleh garis horisontal. Gambar fokus terjadi bila gambar pada bagian atas menyatu dengan gambar bagian bawah.
- Double Image / Gambar rangkap
Berupa bulatan kecil dalam jendela pengamat yang berwarna agak kuning. Pada bulatan kuning, terdapat dua gambar yang sama. Agar fokus kedua gambar tersebut harus disatukan.
- Micro – prism
Kekasaran gambar hilang, gambar terlihat jelas bila jaraknya tepat (fokus). Kesulitannya pada keadaan cuaca buruk atau malam hari.
- Groundlass / kaca buram
Jika gambar nampak tajam maka jarak telah diketemukan (fokus).

Namun pada masa sekarang, kamera sudah dilengkapi fasilitas autofocus yang dapat mencari sendiri ruang ketajaman pada obyek.

2. Mengatur pencahayaan (Lighting)
Pengaturan pencahayaan berhubungan erat dengan pengaturan speed dan diafragma dan nilai ASA pada film.

Adapun sumber – sumber cahaya dapat dibagi menjadi :

  1. Natural Light

Adalah cahaya alami seperti cahaya matahari, bulan, petir.

  1. Artifical Light
    Adalah cahaya buatan seperti lampu kilat (flash), lampu rumah (TL atau bohlam), Lampu jalan (mercury)

Seperti diulas diatas bahwa film memiliki kepekaan yang disebut ASA, semakin besar ASA maka semakin sedikit memerlukan cahaya. Sehingga speed dan diafragma harus disesuaikan dengan besar ASA. Sebagai contoh untuk menentukan speed dan difragma, dapat kita lihat dari tabel berikut:

Speed / kecepatan rana : 1/125 detik

Bila cahaya kurang kita dapat menggunakan lampu kilat. Selain itu lampu kilat digunakan untuk mengangkat warna benda yang gelap. Pada flash terdapat Guide Number (GN) yang menyatakan kuat cahaya yang dipancarkan lampu kilat. Bila diketahui GN flash 14 ,untuk memotret obyek berjarak 2.5 meter maka dengan memakai rumus : GN = Diafragma x Jarak pemotretan, maka didapat diafragma 5,6.

Sifat – sifat lampu kilat adalah :
- Sangat terang tetapi nyalanya sangat cepat.
- Karena cerahnya sinar menimbulkan bayangan yang pekat dan tajam.
- Pantulannya dapat menimbulkan bintik merah pada mata.
- Lampu kilat kehilangan kekuatannya bila semakin jauh dari obyek sehingga obyek yang jauh lebih gelap daripada obyek yang dekat.

Agar cahaya tidakterlalu terang pada obyek ataupun bayangan yang dihasilkan tidak terlalu pekat maka digunakan reflektor untuk membiaskan cahaya ataupun menggunakan teknik bounce flash yaitu memantulkan sinar kearah langit-langit sehingga cahaya yang memantul tidak terlalu kuat.
Selain itu dikenal juga istilah sinkronisasi yaitu persamaan antara gerakan shutter/rana dengan menyalanya lampu kilat. Antara kamera dengan lampu kilat maka film akan kosong karena cahaya lampu terlalu lambat atau cepat.

3. Komposisi
Pengetahuan fotografi tidaklah lengkap, tanpa diiringi dengan pengetahuan tentang komposisi, sebab dalam menciptakan gambar apa saja, komposisi memegang peranan yang penting.
Salah satu rahasia dari komposisi yang baik adalah kesederhanaan, yaitu hanya ada satu pusat perhatian yang ditonjolkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar